Jumat, 18 Februari 2011

TUGAS FINAL SISTEM PERENCANAAN PEMBELAJARAN


TAKE HOME
1.       Apa pengertian PAI dan samakah dengan pengertian pendidikan islam dan pengajaran agama islam?
2.       Apa yang dimaksud dengan pendekatan rasional dalam pembelajaran PAI, jelaskan pada bidang studi dan kapan dilaksanakan serta berincontoh?
3.       Apa saja usaha yang dilakukan dalam rangka mengembangkan usaha-usaha pendidikan agama dilingkungan keluarga dan masyarakat?

JAWAB
1.       Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan sebutan yang diberikan pada salah satu subyek pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa muslimdalam menyelasaikan pendidikannya pada tingkat tertentu. Ia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum suatu sekolah sehingga merupakan alat untuk mencapai salah satu aspek tujuan sekolah yang bersangkutan.

Dalam system pendidikan kita, Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu jenis pendidikan agama yang didesain dan diberikan kepada siswa yang beragama islam dalam rangka untuk mengembangkan keberagamaan islam mereka. Ia merupakan subyek pelajaran pilihan yang sejajar dengan pendidikan agama lain, seperti pendidikan Agama Kristen katolik, Pendidikan Agama Kristen Protestan, Pendidikan Agama Hindu, dan Pendidikan Agama Budha.
Dan Pendidikan Agama Islam (PAI) tidak sam dengan pengertian Pendidikan Islam sebagaimana yang di jelaskan dalam buku “Metodologi Pengajaran Agama”. Di situ dijelaskan bahwa Pendidikan Islam merupakan suatu system pendidikan yang dimaksudkan untuk membentuk manusia muslim yang sesuai yang sesuai dengan cita-cita pandangan islam. Sebagai suatu system pendidikkan, Pendidikkan Islam memiliki komponen-komponen atau factor-faktor pendidikan yang secara keseluruhan mendukung terwujudnya pembentukkan sosok Muslim yang diidealkan. Berbeda dari Pendidikan Agama Islam yang lebih menekankan pada nilai-nilai islam untuk memberi warna pada klualifikasilulusan, Pendidikan Islam lebih menekankan pada kepribadian muslim merupakan esensi sosok manusia yang hendak dicapai, sedangkan kualifikasi lulusan diharapkan memberikan “warna” pada pribadi muslim tersebut. Dengan demikian, dalam system Pendidikan Islam ini nilai-nilai keislaman yang ditanamkan pada peserta didik tidak terbatas melalui subyek pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI0, tetapi juga melalui seluruh subyek pelajaran serta seluruh komponen atau factor pendidikan.
Namun berbeda dengan yang dijelaskan oleh Tafsir(2004), walaupun beliau juga membedakan antara Pendidikan Agama islam dengan Pendidikan Islam. Tapi beliau menjelaskan bahwa PAI sebagai mata pelajaran yang seharusnya dinamakan “Agama Islam” karena yang diajarkan agama islam bukan pendidikan agama islam. Nama kegiatannya atau usahan-usaha dalam mendidikkan agama islam disebut sebagai Pendidikan Agama Islam. Kata “pendidikan” ini ada pada dan mengikuti setiap mata pelajaran. Dalam hal ini PAI sjajar atau sekatagori dengan Pendidikan Matematika (nama mata pelajarannya adalah matematika),Pendidikkan Olahraga (nama mata pelajarannya adalah olahraga) Pendidikan Biologi (nama mata pelajarannya adalah Biologi) dan seterusnya. Sedangkan Pendidikan Islam adalah nama system, yaitu system pendidikan yang islami, yang memiliki komponen-komponen yang secara keseluruhan mendukung terwujudnya sosok muslim yang diidealkan. Pendidikan Islam adalah teori-teorinya disusun berdasarkan Al-Quran dan Hadits.
Jadi Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu bagian dari Pendidikan Islam.
Dan begitu juga dengan Pengajaran Agama Islam berbeda degan Pendidikan Agama Islam(PAI), menurut Ahmad Rohani Pengajaran adalah suatu aktivitas (proses) belajar-mengajar. Di dalamnya ada dua subjek yaitu guru dan peserta didik. Sedangkan menurut Abu Ahmadi pengajaran berarti menyerahkan atau menyampaikan ilmu pengetahuan atau keterampilan dan lain sebagainya kepada orang lain, dengan menggunakan cara-cara tertentu, sehingga pengetahuan atau keterampilan dan sebagainya itu dapat menjadi milik orang tersebut. Dengan demikian yang menjadi aksentuasi dalam pembelajaran ialah materi atau isi dari bahan yang diajarkan. Dipergunakan untuk apa pengetahuan atau keterampilan yang telah diproleh  dari pross mengajar itu, tidaklah menjaadi soal.
Sebaliknya, dalam pendidikkan yang menjadi aksentuasi adalah terletak pada tujuan dari pekerjaan pendidikkan. Pendidikan senantiasa berusaha untuk membawa anak kepada tujuan tertentu. Yaitu menanamkan akhlak yang baik agar anak memiliki sifat yang baik dan berpribadi luhur. Pedidikan senantiasa berusaha untuk membawa anak kepada nilai-nilai yang luhur, kepada norma-norma susila. Pendidikan senantiasa menanamkan norma-norma susila itu kepada anak.
Dengan uraian tersebut, maka akan jelas pula pada Pendidikan Agama Islam dengan Pengajaran Agama Islam. Pendidikan Agama Islam adalah usaha-usaha secara sistematis dan berencana dalam membantu anak didik agar mereka dapat hidup layak, bahagia dan sejahtera sesuai dengan ajaran islam. Sedangkan Pengajaran Agama Islam pemberian pengetahuan agama kepada anak, agar mereka memiliki ilmu pengetahuan agama. Jadi sekedar memberikan ilmu agama kepada anak, bukan untuk menjadikan anak agar taat dan patuh beragama. Itulah sebabnya, maka didalam UU pendidikan ataupun didalam kurikulum dipergunakan istilah Pendidikan Agama islam dan Pengajaran Agama Islam.
2.     Yang dimaksud dengan pendekatan rasional dalam pembelajaran PAI adalah suatu pendekatan menggunakan rasio (akal) dalm memahami dan menerima kebesaran dan kekuasaan Allah. Perbedaan manusia dengan makhluk lainnya terletak, pada akal, manusia mempunyai akal sedangkan sedangkan makhluk yang lainnya binatang dan sejenisnya manusia tidak mempunyai akal. Dalam Al-Qur’an Allah menyuruh manusia untuk mempergunakan akalnya, diantaranya firman Allah SWT:
 Artinya: “ Pikirkanlah hai orang yang mempunyai kecerdasan akal (berakal)” (Q.S. Al-Baqarah:197)
Dengan kekuatan akalnya manusia dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk serta dengan akal pula manusia dapat membuktikan dan membenarkan adanya Allah SWT Maha Pencipta di atas segala sesuatu didunia ini. Walaupun disadari keterbatasan akal untuk memikirkan dan memecahkan sesuatu tetapi diyakini pula bahwa dengan akal manusia dapat mencapai ketinggian ilmu dan pengetahuan modern. Itulah sebabnya manusia dikatakan hayawan al-nathiq, (makhluk yang mempunyai potensi berpikir) oleh karena itu sudah semestinya akal dijadikan alat untuk membuktikan kebenaran ajaran agama, dengan demikian keyakinan terhadap agama yang dianut semakin kokoh. Usaha maksimal bagi guru dalam, pendekatan rasional adalah dengan memberikan peran akal memahami dan menerima kebenaran agama. Metode mengajar yang digunakan dalam pendekatan rasional yaitu: Tanya jawab, kerja kelompok, latihan, diskusi, dan pemberian tugas.
Adapun pendekatan rasional ini pada setiap bidang studi, waktunya dan contohnya adalah sebagai berikut:
a.       Studi Al-Qur’an Hadits
Pendekatan rasional pada bidang studi Al-Quran Hadits yaitu bagaimana pendekatan pembelajaran pada materi tersebut menggunakan akal (rasio), dalam penyampaian dan penjelasan materi kita banyak menggunakan atau memanfaatkan kemampuan berpikir siswa. Kita ketahui materi pelajaran ini berasal dari dua materi pelajaran yaitu materi Al-Quran dan materi Hadits yang digabung menjadi satu, karena keduanya sangat berkaitan. Begitu juga dalam penggunaan pendekatan rasional pada kedua materi tersebut juga menggunakan metode yang sama. Diantara guru bisa saja berdiskusi, Tanya jawab, dan pemberian tugas. Adapun mengenai kapan dilaksanakannya pendekatan ini, yaitu pada saat proses belajar mengajar  disekolah. Contoh pendekatan rasional pada materi ini yaitu:
Saat guru menjelaskan tentang surah Al-Quran yang pertama turun yaitu surah Al-Alaq ayat 1-5, maka guru tersebut berdiskusi dengan anak-anak mengenai arti surat Al-Alaq tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan yang mudah dan ringan, misalnya, apa pelajaran yang dapat kita ambil dari surah Al-Alaq ini sebagai sebuah surah yang turun pertama kali. Kemudian apabila keadaan nash Al-Quran itu panjang, maka dibagi-bagi menjadi satuan-satuan ayat, dan masing-masingsatuan ayat itu diberi penjelasan sepeerlunya.
b.      Studi Aqidah Akhlak
Begitu juga pendekatan rasional pada bidang studi Aqidah Akhlak yaitu bagaimana pendekatan pembelajaran pada materi tersebut menggunakan akal (rasio), dalam penyampaian dan penjelasan materi kita banyak menggunakan atau memanfaatkan kemampuan berpikir siswa. Kita ketahui materi pelajaran ini berasal dari dua materi pelajaran yaitu materi Aqidah dan materi Akhlak yang digabung menjadi satu, karena keduanya sangat berkaitan. Begitu juga dalam penggunaan pendekatan rasional pada kedua materi tersebut juga menggunakan metode yang sama. Diantara guru bisa saja berdiskusi, Tanya jawab, dan pemberian tugas. Adapun mengenai kapan dilaksanakannya pendekatan ini, yaitu pada saat proses belajar mengajar  disekolah. Contoh pendekatan rasional pada materi ini yaitu:
“seperti dialog atau Tanya jawab antara nabi Ibrahim as dengan umatnya, bagaimana mungkin berhala yang tidak bisa melindungi diri sendiri dapat melindungi kalian. Contah yang lain yaitu saat kita menjelaskan akan adanya Allah SWT, maka kita dapat memberikan penjelasan dengan pertanyaan bagaimana mungkin dunia ini ada kalau tidak ada penciptanya.
Adapun contoh mengajar akhlak dengan pendekatan rasional:
“saat kita ingin mengajar materi sifat-sifat tercela seperti bohong, marah dan lain-lainnya. Maka kita Tanya jawab dengan siswa, “bagaimana jika kalian di bohongi orang? Pasti kalian akan sakit hati” jadi sifat bohong itu merugikan orang lain , oleh karena itu islam melarang sifat tersebut.”   
c.       Studi Fiqih (syariah, ibadah, dan muamalah)
Begitu juga pendekatan rasional pada bidang studi fiqih yaitu bagaimana pendekatan pembelajaran pada materi tersebut menggunakan akal (rasio), dalam penyampaian dan penjelasan materi kita banyak menggunakan atau memanfaatkan kemampuan berpikir siswa. Kita ketahui materi pelajaran ini berasal dari tiga materi pelajaran yaitu materi syariah, ibadah dan muamalah yang digabung menjadi satu, karena ketiganya sangat berkaitan. Begitu juga dalam penggunaan pendekatan rasional pada kedua materi tersebut juga menggunakan metode yang sama. Diantara guru bisa saja berdiskusi, Tanya jawab, dan pemberian tugas. Adapun mengenai kapan dilaksanakannya pendekatan ini, yaitu pada saat proses belajar mengajar  disekolah. Contoh pendekatan rasional pada materi ini yaitu:
“ menjelaskan pokok bahasan/sub bahasan yang telah disiapkan dengan berdiskusi tentang materi. Hal ini untuk lebih memperjelas pemahaman siswa. Materi fiqih hendaknya selalu dikaitkan dengan hal-hal yang terjadi dalam masyarakat lingkungan sekitarnya, agar pelajaran itu lebih bermakna bagi peserta didik.
d.      Studi SKI (sejarah kebudayaan islam)         
Begitu juga pendekatan rasional pada bidang studi Aqidah Akhlak yaitu bagaimana pendekatan pembelajaran pada materi tersebut menggunakan akal (rasio), dalam penyampaian dan penjelasan materi kita banyak menggunakan atau memanfaatkan kemampuan berpikir siswa.. Begitu juga dalam penggunaan pendekatan rasional pada kedua materi tersebut juga menggunakan metode yang sama. Diantara guru bisa saja berdiskusi, Tanya jawab, dan pemberian tugas. Adapun mengenai kapan dilaksanakannya pendekatan ini, yaitu pada saat proses belajar mengajar  disekolah. Contoh pendekatan rasional pada materi ini yaitu:
“ saat kita menjelaskan pembahasan masuknya islam ke Indonesia, maka kita bisa menggunakan metode berdiskusi sambil mendatangi tempat-tempat peninggalan sejarah seperti masajid. Dengan demikian maka siswa akan lebih paham dan percaya dengan pembahasan sejarah tersebut.
3.       Usaha-usaha yang harus dilakukan dalam rangka mengembangkan pendidikan agama ilingkungan keluarga dan lingkungan masyarakatyaitu:
a.       Lingkungan keluarga
Anak merupakan amanat Allah SWT bagi kedua orang tuanya, ia memiliki jiwa yang suci dan cemerlang, apabila ia sejak kecil dibiasakan baik, dididik dan dilatih dengan kontinu, maka ia akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik pula. Sebaliknya apabila ia dibiasakan berbuat buruk, nantinya ia terbiasa berbuat berbuat buruk pula dan menjadikan ia celaka dan rusak. Oleh karena itu orang tua merupaka pendidik kodrati, sebagai pendidik yang pertama dan utama, pendidikan keluarga dapat mencetak anak agar mempunyai kepribadian yang kemudian dapat dikembangkan dalam lembaga-lembaga berikutnya. Secara umum menurut Al-Quran usaha-usaha yang harus dilakukan dilingkungan keluarga adalah:
1)      Mendoakan anak-anaknya dengan doa yang baik (QS. Al-Furqan; 74)dan jangan sekali-sekali mengutuk anaknya dengan kutukan yang tidak manusiawi.
2)      Memelihara anak dari api neraka (QS. AT-Tahrim:6)
3)      Menyerukan shalat pada anaknya(QS. Thaha:132)
4)      Menciptakan kedamaian dalam rumah tangga (An-Nisa’:128)
5)      Mencintai dan menyayangi anak-anaknya (QS. Ali Imran: 140)
6)      Bersikap hati-hati pada anaknya (QS. Ath-Taghabun:14)
7)      Mencari nafkah yang halal (QS. Al-baqarah:233)
8)      Mendidik anak agar berbakti kepada bapak dan ibu (QS. An-Nisa’:36, Al-An’am:151, Al-isra’:23)
9)      Memberi air susu sampai 2 tahun (QS. Al-Baqarah:233)
Sedangkan bagi seorang guru disekolah, usahanya dalam mendidik anak didik dilingkungan keluarga yaitu melalui hubungan dengan orang tua, diantaranya:
1)      Guru hendaknya selalu mengadakan hubungan timbale balik dengan orang tua/wali anak, dalam rangka kerjasama untuk memecahkan persoalan-persoalan di sekolah dan pribadi anak.
2)      Segala Kesalah fahaman yang terjadi antara guru dan orang tua /wali anak, hendaknya diselesikan dengan musyawarah dan mufakat.
3)      Memantau perkewalimbangan ahklak dan keberagamaan anak melalui kerja sama guru dengan orang tua/ wali.  
b.      Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan kumpulan individu dan kelompok yang terkait oleh kesatuan bangsa, Negara,kebudayaan, dan agama. Setiap masyarakat, memiliki cita-cita yang diwujudkan melalui peraturan-peraturan dan system kekuasaan tertentu. Isslam tidak membebaskan manusia dari tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat, dia merupakan bagian yang integral sehingga harus tunduk pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya. Begirtu juga dengan tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan. Oleh karena ada beberapa usaha yang harus dilakukan didalam masyarakat guna mengembangkan pendidikan agama yaitu;
1)      Menciptakan masyarakat yang religious dan tertib
2)      Mendirikan mesjid dan mushalla
3)      Mendirikan Madrasah diniyah
4)      Mendirikan Majlis ta’lim, taman pendidikkan seni al-Quran
5)      Mendirikan Kursus-kursus keislaman 
6)      Mendirikan Badan Pembina Rohani
7)      Mendirikan Badan-badan konsultasi keagamaan
8)      Mengadakan Musabaqah Tilawatil Al-Quran
Adapun usaha-usaha guru dalam menciptakan pendidikan agama dilingkungan masyarakat yaitu dengan:
1.)    Guru hendaknya melayani dan membantu memecahkan masalah-masalah keagamaan dan yang lainnya, yang timbul dalam masyarakat sesuai dengan fungsi dan kemampuannya.
2.)    Guru hendaknya selalu berusaha berpartisipasi terhadap lembaga serta organisasi-organisasi didalam masyarakat yang berhubungan dengan usaha pendidikan keagamaan, sebab pada hakikatnya pendidikan keagamaan itu merupakan tugas pembangunan masyarakat dan kemanusiaan.
3.)    Guru harus menerima dan melaksanakan peraturan-peraturan Negara dengan sikap korektif dan membangun.
4.)    Guru hendaknya menghormati dan menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan masyarakat dengan sikap membangun.
5.)    Guru hendaknya senantiasa menjunjung tinggi dan mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar