Secara bahasa aqidah berasal dari kata berarti ikatan dua utas tali dalam
satu buku sehingga menjadi tersambung. Sehinggga aqidah menurut “ikatan” atau
kata aqad juga berarti janji, kesepakatan 2 orang yang mengadakan perjanjian.
Sedangkan menurut istilah aqidah adalah urusan-urusan yang harus
dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rsa puas tertanam kuat dalam benak
jiwa yang tidak dapat diguncangkan oleh keraguan. Secara harfiah Islam berarti
berserah diri atau selamat. Artinya terserah diri untuk patuh dan taat kepada
segala aturan Allah (melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya).
¨bÎ) úïÏe$!$# yYÏã «!$#
ÞO»n=óM}$# 3 ….
Artinya: “Sesungguhnya
agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”. (QS. Ali Imran: 19)
Pada ayat ini (Ali Imran: 19) Allah menerangkan agamanya yang diakui-Nya
di sisi-Nya adalah Islam, yaitu agama tauhid, agama yang menegaskan Allah SWT.
Esa pada Dzat-Nya, sifat-Nya dan afal-Nya (segala perbuatan-Nya). Sebagaimana
agama yang dibawa para nabi terdhulu intinya adalah satu ialah “Islam’
sedangkan syariat pada setiap nabi itu dapat berbeda-beda sesuai dengan
tuntunan mereka masing-masing. Agama Islam tinggi dan tidak asa yang lebih
tinggi dari pada-Nya[1].
Aqidah Islamiyah selalu berkaitan
dengan Iman, seperti: Iman kepada Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Akhir (Hari kiamat-Pembalasan).
- Pengertian Akhlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun, خُلُقٌ yang menurut bahasa bererti budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat.
Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun
خَلْقٌ yang
berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan خَالِقٌyang berarti pencipta, demikian pula dengan
makhluqun yang berarti yang
diciptakan .
Perumusan pengertian akhlak
timbul sebagai adanya hubungan baik antara Khaliq dengan makhluq dan antara
makhluq dengan makhluq[2].
Jika ingin melakukan sesuatu, tentu kita mempunyai tujuan yang ingin kita
capai. Demekian juga ketika kita mempelajari Aqidah Akhlak diharapkan dapat
bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Sehingga dapat dapat melaksanakan/mengamalkan
dalam kehidupan sehari-sehari.
Adapun tujuan mempelajari aqidah akhlak adalah:
1.
Memupuk dan mengembangkan dasar
ketuhanan sejak lahir
Setiap manusia dilahirkan dalam fitrah ber-Tuhan
(mengakui Tuhan) dengan naluri dan perasaan, sehingga dalam perjalanannya
manusia menacari Tuhan.
2.
Memelihara manusia dari
kemusyrikan, Musyrik adalah menyekutukan Allah atau menyepadankan Allah dengan
Tuhan Lain. Aqidah Islam memberikan
tuntunan yang jelas kepercayaan terhadap Allah Tuhan Yang Esa.
3.
Menghindarkan diri dari pengaruh
akal pikiran yang menyesatkan, yang membedakan manusia dengan makhluk lain
adalah akal pikiran pendapat/paham. Hanya didasarkan pada akal pikiran manusia
sendiri tanpa dituntun wahyu Aqidah Islam.
4.
Memperoleh kemajuan rohani, dengan
ilmu akhlak yang dimilikinya itu dia selalu berusaha memelihara diri supaya
senantiasa berada pada garis akhlak yang mulia dan menjauhi segala bentukakhlak
yang tercela.
5.
Sebagai penuntun kebaikan,
Rasulullah saw. sebagai teladan utama, karena beliau mengetahui akhlak mulia
yang menjadi penuntun kebaikan manusia.
6.
Memperoleh kesempurnaan Iman, Iman
yang sempurna akan melahirkan akhlak. Untuk menyempurnakan iman, haruslah
mempelajari ilmunya.
7.
Memperole keutamaan dihari akhir, orang-orang
yang berakhlak mulia, akan menempuh kedudukan yang terhormat dihari kiamat.
Menurut Barmawi
Umary (1984) bahwa tujuan pengajaran akhlak secara umum meliputi:
a.
Supaya dapat
terbiasa melakukan yang baik, indah, mulia, teerpuji serta menghindari yang
buruk, jelek, hina, tercela.
b.
Supaya
perhubungan kita dengan Allah SWT dan sesame makhluk selalu terpelihara dengan
baik dan harmonis.
Sedangkan menurut Prof, DR. Hamka (1976) mengungkapkan bahwa yang menjadi
tujuan dalam pengajaran akhlak adalah inngin mencapai setinggi-tinggi budi
pekerti dan akhlak. Menurut Ali Hasan 1988 bahwa tujuan pokok akhlak agar
setiap orang berbudi (berakhlak), bertingkah laku (tabiat), berangai atau
beristiadat yang baik/yang sesuai dengan ajaran Islam.
Adapun secara spesifik pengajaran akhlak memiliki
tujuan secara khusus:
a.
Menumbuhkan
pembentukan kebiasaan berakhlak mulia dan beradat kebiasaan yang baik.
b.
Memantapkan rasa
keagamaan kepada siswa, membiasakan diri berpegang pada akhlak mulia dan
membenci akhlak yang rendah.
c.
Membiasaka siswa
bersikap rela, optimis percaya diri, menguasai emosi, tahan menderita dan
sabar.
d.
Membimbing siwa
kearah sikap yang sehat dan dapat membantu mereka berinteraksi sosisal yang
baik, mencintai kebaikan orang lain, suka menolong , saying kepada yang lemah
dam menghargai orang lain.me
e.
Membiasakan
siswa bersopan santun dalam berbicara dan bergaul baik disekolah maupun diluar
sekolah.
C. KIsi-kisi Materi Aqidah
Akhlak di MTs
Kls
|
Smt
|
Materi
|
Metode
|
VII
|
I
|
BAB I AQIDAH
ISLAM
A.
Pengertian, dasar, dan tujuan
aqidah islam
|
|
BAB II
SIFAT-SIFAT ALLAH
A.
Sifat-Sifat Wajib Bagi Allah
B.
Sifat-Sifat Mustahil Bagi Allah
C.
Sifat-Sifat Jaiz Bagi Allah
|
|||
A.
Makna sifat mustahil bagi allah
B.
Ciri-ciri orang yang beriman
terhadap sifat mustahil bagi Allah
|
|||
Bab V Sifat Jaiz Bagi Allah Swt
A.
Pengertian Sifat Jaiz Allah
B.
Ciri-Ciri Orang Yang Beriman
Terhadap Sifat Jaiz Allah
|
|||
BAB VI AKHLALK TERPUJI KEPADA ALLAH
A.
Tauhid
B.
Ikhlas
C.
Taat
D.
Khauf
E.
Tobat dan nadam
|
|||
II
|
BAB VII ASMAUL HUSNA
A.
Al-aziz
B.
Al-gaffar
C.
Al-fattah
D.
Al-basit
E.
Al-adl
F.
Al-gafur
G.
Al-qayyum
H.
Al-barru
I.
Ar-ra’uf
J.
An-nafi’
|
||
BAB VIII IMAN KEPDA MALAIKAT
A.
Pengertian iman kepada malaikat
B.
Nam-nama dan tugas malaikat
C.
Hikmah beriman kepada malaikat
|
|||
BAB IX MAKHLUK GAIB SELAIN MALAIKAT
A.
Alam jasmani dan alam rohani
B.
Jin kafir dan jin islam
C.
Iblis/setan
|
|||
BAB X AKHLAK TERCELA KEPADA ALLAH
A.
Riya
B.
Kufur
C.
Syirik
D.
Hifaq
|
|||
VIII
|
1
|
BAB I IMAN
KEPADA KITAB-KITAB ALLAH (1)
A.
Pengertian iman kepada
kitab-kitab Allah swt
B.
Pengertian kitab dan suhuf
C.
Nama-nama kitab allah yang
diturunkan kepada utusannya
D.
Kitab yang diturunkan kepada
nabi Musa as
E.
Kitab yang diturunkan kepada
nabi Dawud as
F.
Kitab yang diturunkan kepada
nabi Isa as
G.
Kitab yang diturunkan kepada
nabi Muhammad saw
|
|
BAB II IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH (2)
A.
Pengertian dan nama-nama lain
al-qut’an
B.
Fungsi dan hikmah diturunkan
alqur’an
C.
Pokok-pokok isi kandungan
al-qur’an
D.
Keistimewaan al-qur’an
|
|||
BAB III AKHLAK TERPUJI KEPADA DIRI SENDIRI
A.
Tawakal
B.
Ikhtiar
C.
Sabar
D.
Syukur
E.
Qana’ah
|
|||
BAB IV AKHLAK TERCELA TERHADAP DIRI SENDIRI
A.
Ananiah
B.
Putus asa
C.
Gadab
D.
Tamak
E.
Takabur
|
|||
II
|
BAB V IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH
A.
Pengertian iaman kepada
rasul-rasul Allah
B.
Nama-nama rasul yang wajib
diketahui
C.
Pengertian sifat-sifat rasul
D.
Pengertian sifat wajib bagi
rasul
E.
Pengertian sifat mustahil bagi
rasul
F.
Penegertian sifat jaiz bagi
rasul
|
||
BAB VI MUKJIZAT ALLAH
A.
Pengertian dan macam-macam
mukjizat Allah
B.
Kejadian-kejadian luar biasa
selain mukjizat
C.
Perbedaan dan persamaan antara
mukjizat, karomah, ma’unah dan irhas
|
|||
BAB VII AKHLAK TERPUJI KEPADA SESAMA
A.
Husnuz-zan
B.
Tawadu
C.
Tasamuh
D.
Ta’wun
|
|||
BAB VIII AKHLAK TERCELA KEPADA SESAMA
A.
Hasad
B.
Dendam
C.
Gibah
D.
Fitnah
E.
Namimah
|
|||
IX
|
I
|
BAB I IMAN
KEPADA HARI AKHIR
A.
Pengertian beriman kepada hari akhir
B.
Peristiwa hari akhir
C.
Nama-nama hari akhir
D.
Tanda-tanda hari akhir
E.
Dalil yang berkenaan dengan iman
pada hari akhir
F.
Hikmah beriman kepada hari akhir
|
|
BAB II ALAM
GAIB YANG BERHUBUNGAN DENGAN HARI AKHIR
A.
Alam barzah
B.
Ba’as
C.
Mahsyar
D.
Hisab
E.
Mizan
F.
Surga dan neraka
|
|||
BAB III AKHLAK
TERPUJI KEPADA DIRI SENDIRI
A.
Berilmu
B.
Kerja keras
C.
Kreatif
D.
Produktif
|
|||
II
|
BAB IV IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR
A.
Qadha dan qadar
B.
Hubungan antara qadha dan qadar
dengan ikhtiar
C.
Contoh qadha dan qadar dalam
kehidupan sehari-hari
D.
Hikmah beriman kepada qadha dan
qadar
|
||
BAB V AKHLAK TERPUJI DALAM PERGAULAN REMAJA
A.
Pengertian akhlak terpuji dalam
pergaulan remaja
B.
Karakteristik remaja
C.
Contoh prilaku terpuji dalam
pergaulan remaja
D.
Contoh prilaku tercela dalam
pergaulan remaja
|
|||
D. Metode Mengajar Aqidah Akhlak
Setiap pengajaran diperlukan metode-metode agar tujuan pendidikan dapat
dicapai dengan baik. Dalam hal ini metode pengajaran aqidah akhlak kami bagi
menjadi dua bagian. Bagian pertama membahas metode pengajajaran aqidah dan
bagian kedua membahas metode pengajaran akhlak.
1. Metode
pengajaran aqidah
Metode pengajaran
aqidah islam itu banyak antara lain:
a. Metode
bercerita dicantumkan sebagai alternative pada hampir semua pokok bahasan,
karena selain aspek kognitif, tujuan bidang studi ini adalah aspek afektif yang
secara garis besar berupa tertanamnya akidah islam dan pengalamannya dalam
kehidupan sehari-hari yang memiliki nilai-nilai akhlak yang mulia. Seperti
contoh: kisah luqman al Hakim dengan putranya, dimana seorang ayah mengajarkan
akidah islamiyah kepada putranya dengan bersyukur kepada Allah SWT, jangan
syirik (menyekutukan) Allah SWT dan bersyukur kepada ayah dan ibu dengan
berbakti atau tawadlu’ kepada kedua orang tuanya.
b. Metode
ceramah merupakan metode mauidhoh hasanah denagan bilisan agar dapat menerima
nasehat-nasehat/pendidikan yang. Seperti yang dilakukan nabi Muhammad SAW
kepada umatnya yaitu untuk beriman kepada Allah dan Rasulullah SAW
c. Metode
Tanya jawab bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan berfikir dan dapat
mengembangkan pengetahuan yang berpangkal pada kecerdasan otak dan
intelktualitas. Ini merupakan tujuan dalam aspek kognitif. Didalam pengjaran
aqidah islamiah dapat dicontohkan, sperti: dialog/Tanya jawab antara nabi
Ibrahin as dengan umatnya. Dengan cara sperti itu akan menghasilkan nilai-nilai
yang berhubungan tingkah laku. Dengan partisifasi aktif seseorang akan dapat
menilali yang baik dan yang buruk dan kemudian dapat mengambil manfaat didalam
kehidupan sehari-hari yang dapat mendatangkan kebaikan atau kebahagiaan.
d. Metode
sosiodrama, digunakan dalam pokok bahasan:
1) Adat
disekolah, mengujungi orang sakit, ta’ziyah dan jiarah kubur.
2) Kisah
siti Mashitoh, Abu bakar assidiq, Umar bin khatab, Bilal bin Rabbah dan lain
sebagainya.
e. Metode
demonstarasi, dipergunakan dalam pokok bahasan:
1)
Sifat-sifat
Allah, sifat-sifat Rasulullah.
2)
Akhlak terpuji,
akhlak tercela dan sebagainya.
f. Metode
bermain peran, dipergunakan dalam pokok bahasan
1)
Berbakti kepada
ayah dan ibu.
2)
Adab makan dan
minum.
3)
Adab kepada
guru, orang yang tua, teman dan sebagainya.
Adapun
menurut Prof. Dr. Hamka. Mtode pengajaran akhlak ialah:
a.
Metode alami .
Metode
alami ini adalah suatu metode dimana akhlak yang baik diperoleh bukan melalui
didikan, pengalaman, atau latihan, tetapi diperoleh melalui instink atau naluri
yang dimilikinya secara alami. Meskipun demikian metode ini tidak dapat
diharapkan secara pasti tanpa adanya metode atau factor lain yang mendukung
seperti pendidikan, pengalaman, latihan dan lain sebagainya. Metode ini cukkup
efektif untuk menanamkan kebaikan kepada anak karena pada dasarnya manusia
mempunyai potensi untuk berbuat kabaikan tinggal bagaimana memelihara dan
menjaganya.
b.
Metode mujahadah
dan riadhoh.
Orang yang ingin
dirinya jadi penyantun maka jalannya dengan membiasakan ber sedekah sehingga
menjadi tabiat yang mudah mengerjakannya dan tidak merasa berat lagi. Mujahadah
atau perjuangan yang dilakukan guru menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik
memang pada awalnya cukup berat, namun apabila manusia berniat sungguh-sungguh
pasti menjadi suatu kebiasaan. Mmetode ini sangat tepat untuk mengajarkan
tingkah laku dan berbuat baik lainnya, agar anak didik mempunyai kebiasaan
berbuat baik sehingga menjadi akhlak baginya,walaupun dengan usaha yang keras
dan melalui perjuangan dan usaha yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu guru
harus memberikan bimbingan yan continu kepada anak didiknya, agar tujuan
pengajaran akhlak ini dapat tercapai secara optimal dengan melaksanakan
program-program pengajaran yang telah ditetapkan.
c.
Metode teladan.
Metode
teladan ini memberkan kesan atau pengaruh atas tingkah laku perbuatan manusia.
Sebagaimana dikatakan Hamka (1984) bahwa: “alat dakwah yang sangat utama
adalah akhlaki” metode ini sangat efektif untuk mengajarkan akhlak, maka
seyogyanya guru menjadi ikutan utama bagi murid-murid dalam segala hal. Jadi
metode ini harus diterapkan seorang guru jika tujuan pengajaran hendak dicapai.
makasih udah diijinkan brbagi... smg mnfaat...
BalasHapuspngen lbih bljar lg tntang akhlak
BalasHapussma2
BalasHapussama2
BalasHapus