KAJIAN PUSTAKA
(INTERNET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
DAN SUMBER BELAJAR)
A. Internet
Kita ketahui teknologi informasi internet telah memperluas jangkauan komunikasi yang dilakukan manusia, yang perkembangannya semakin mermbah sampai seluruh belahan dunia. Dengan demikian komunkasi yang dilakukan oleh manusia didunia ini dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, sebagaimana kita lihat dengan semakin menjamurnya warnet-warnet dikota-kota dan bahkan dipedesaan. Hal yang lebih baru lagi perusahan-perusahan yang bergerak dibidang seluler sudah memberikan fasilitas internet, dengan munculnya blakbery.
Hal ini merupakan suatu hal yang positif apabila kita melihat perkembanagan ini untuk dijadikan fasilitas dalam kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan agama. Agama Islam sangat menganjurkan agar setiap manusia untuk memanfaatkan waktunya untuk hal-hal yang baik, sebagaimana yang tercantum dalam surah Al-‘Ashar ayat 1-3:
ÎŽóÇyèø9$#ur ÇÊÈ ¨bÎ) z`»|¡SM}$# ’Å"s9 AŽô£äz ÇËÈ žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ
Artinya:
1. demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(Q.S. Al-‘Ashar: 1-3)
Dari sini maka keberadaan internet merupakan suatu modal baru yang bisa digunakan untuk melakukan hal-hal yang baik secara cepat dan maksimal.
Kemudian saya sependapat dengan Edhy Sutanta mengenai beberapa alasan mengapa internet semakin popular saat ini, yaitu:
a. Informasi dapat di-share dengan pertukaran pesan antar computer diseluruh dunia.
b. Banyak orang yang membutuhkan informasi tentang suatu hal, namun secara geografis sangat berjauhan untuk memperoleh informasi tersebut.
c. Kualitas informasi sendiri ada;ah sangat komplek, teknis, dan subyek selalu berubah-ubah merupakan suatu akirasi nilai informasi yang sangant penting.
d. Waktu sebagai faktor yang sangat penting, baik dari nilai informasi tersebut atau ketersediaan informasi yang dibutuhkan(Edhy Sutanta:2005:535).
Namun saya rasa hal ini tidak akan bertahan dengan lama, karena kita perkembangan teknologi sekarang ini semakin cepat. Belum sampai satu tahun maka akan ada muncul lagi teknologi-teknologi terbaru. Bahkan Heidegger mengemukakan argumentasinya pada masa pasca –Perang, bahwa secara ontologis, teknologi mendahului sain. Dimana secara implicit ia membalik nilai-nilai dari dalam tradisi-tradisi yang dominan mengenai teori dan praktek, serta sain dan teknologi (Yudian W. Asmin, 1995:71).
1. Pengertian Internet
Pengertian internet menurut kamus bahasa Indonesia memiliki makna jaringan komunikasi elektronik yang memperhubungkan jaringan-jaringan computer dan fasilitas-fasilitas computer kelembagaan diseluruh dunia ( W.J.S. Poerwadarminta,2006:450). Adapun didalam kamus computer dan teknologi, internet merupakan singkatan dari Interconection Networking. The network of the networks, diartikan sebagai a global network of computer net works atau sebuah jaringan computer dalam sekala global/mendunia. Jarinagn computer ini berskala internasional yang dapat membuat masing-masing computer saling berkomunikasi. Network ini membentuk jaringan interkoneksi (inter-connected network) yang teerhubung melalui protocol TCP/IP. Dikembangkan dan diuji coba pertama kali pada tahun 1969 oleh US Departemen of Devense dalam proyek ARPAnet ( Jack Febrian,2007:249). Jadi internet merupakan jaringan komputer global yang berkomunikasi dengan menggunakan sistem jaringan umum.
2. Sejarah dan Perkembangan Internet
Berawal pada tahun 1957, melalui Advanced Research Projects Agency (ARPA), Amerika Serikat bertekad mengembangkan jaringan komunikasi terintegrasi yang saling menghubungkan komunitas sains dan keperluan militer. Hal ini dilatarbelakangi oleh terjadinya perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet (tahun 1957 Soviet meluncurkan sputnik).
Perkembangan besar Internet pertama adalah penemuan terpenting ARPA yaitu packet switching pada tahun 1960. Packet switching adalah pengiriman pesan yang dapat dipecah dalam paket-paket kecil yang masing-masing paketnya dapat melalui berbagai alternatif jalur jika salah satu jalur rusak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Packet switching juga memungkinkan jaringan dapat digunakan secara bersamaan untuk melakukan banyak koneksi, berbeda dengan jalur telepon yang memerlukan jalur khusus untuk melakukan koneksi.. Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.
Pada tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun Sebelumnya untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @ juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan “at” atau “pada”. Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat.
Hari bersejarah pada sejarah dan perkembangan internet ini adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.
Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris , Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET.
Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.
Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web.
Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.0.
Perkembangan Sejarah intenet dapat dibagi dalam empat aspek yaitu
a. Adanya aspek evolusi teknologi yang dimulai dari riset packet switching (paket pensaklaran) ARPANET (berikut teknologi perlengkapannya) yang pada saat itu dilakukan riset lanjutan untuk mengembangkan wawasan terhadap infrastruktur komunikasi data yang meliputi beberapa dimensi seperti skala,performannce/kehandalan, dan kefungsian tingkat tinggi.
b. Adanya aspek pelaksanaan dan pengelolaan sebuah infrastruktur yang global dan kompleks.
c. Adanya aspek sosial yang dihasilkan dalam sebuah komunitas masyarakat besar yang terdiri dari para Internauts yang bekerjasama membuat dan mengembangkan terus teknologi ini.
d. Adanya aspek komersial yang dihasilkan dalam sebuah perubahan ekstrim namun efektif dari sebuah penelitian yang mengakibatkan terbentuknya sebuah infrastruktur informasi yang besar dan berguna. Internet sekarang sudah merupakan sebuah infrastruktur informasi global (widespread information infrastructure), yang awalnya disebut “the National (atau Global atau Galactic) Information Infrastructure” di Amerika Serikat. Sejarahnya sangat kompleks dan mencakup banyak aspek seperti teknologi, organisasi, dan komunitas. Dan pengaruhnya tidak hanya terhadap bidang teknik komunikasi komputer saja tetapi juga berpengaruh kepada masalah sosial seperti yang sekarang kita lakukan yaitu kita banyak mempergunakan alat-alat bantu on line untuk mencapai(www.sejarah-internet.com ).
3. Pemanfaatan Internet
Sekarang ini, pengunaan internet telah marasuk pada hampir semua aspek kehidupan, baik social, ekonomi, pendidikan, hiburan, politik bahkan keagamaan. Diamana kita dapat mengetahui berita-berita paling aktual hanya dengan mengklik situs-situs berita di web.
Internet berfungsi sebagai aspek komunikasi, penyedia informasi,dan fasilitas untuk promosi.Internet dapat menghubungkan kita dengan berbagai pihak di berbagai lokasi di seluruh dunia.Misalnya kita bisa kirim data atau surat dengan berbagai pihak diseluruh dunia dengan menggunakan fasilitas Electronic mail (E-mail).Selain fasilitas Electronic mail internet juga menyediakan fasilitas untuk ngobrol yang dalam internet disebut chatting. Kemampuan internet lainnya adalah Usenet ,yaitu forum yang disediakan bagi pengguna internet untuk berbagi informasi dan pemikiran mengenai suatu topk melalui bulettin elektronik. Dengan menggunakan forum ini, pengguna dapat mengirim pesan mngenai topik bersangkutan dan menerima tanggapan dari pihak lain.
Internet terhubung dengan ratusan katalog perpustakaan, sehingga penggunaannya dapat meneliti ribuan data base yang terbuka untuk umum melalui jaringan tersebut yang disediakan oleh perusahaan,pemerintah ataupun niralaba. Pengguna internet dapat mempergunakan informasi ini untuk berbagai keperluan bisnisnya, sehingga bisa mengetahui kondisi lingkungan termasuk pesaing dan perkembangan kepentingan para stakeholder. Beberapa metode atau alat untuk mengakses komputer dan mencari file yang dapat diterapkan melalui internet adalah gopher, archie, dan wide area information servers.
Dalm hal ini Edhy Sutanto menambahkan bahwa para akademisi merupakan salah satu pihak yang paling diuntungkan dengan kemunculan internet. Mereka memanfaatkan internet sebagai temapat referensi pengetahuan yang memilki fungsi sama dengan perpustakaan. Aneka referensi tersedia didalamnya separti, jurnal, artikel, maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui internet tersedia dalam jumlah yang berlimpah. Para mahasiswa tidak lagi perlu mengaduk-aduk buku diperpustakaan sebagai bahan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Cukup dengan memanfaatkan search geogle, materi yang relafan dapat segera ditemukan.
Selain menghemat tenaga dalam mencarinya, materi-materi yang dapat ditemui di internet cenderung lebih up-to-date. Buku-buku teks konvensional memiliki rentang waktu antara proses penulisan, penerbitan,sampai ketahap pemasaran. Kalau ada perbaikan maupun tambahan, itu akan dimuat dalm edisi cetak berikutnya/ulang, dan itu jelas membutuhkan waktu. Kendala semacam ini nyaris tidak ditemui dalam publikasi materi ilmiah yang diterbitkan melalui internet mengingat meng-upload sebuah halaman web tidaklah sesulit menerbitkan sebuah buku.akibatnya, materi ilmiah yang diterbitkan melelui internet cendrung lebih aktual dibandingkan yang diterbitkan dalam bentuk buku konvensional. Sarana internet dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan dilakukannya kegiatan belajar jarak jauh, baik melalui kursus tertulis maupun perkuliahan, diamana tidak ada lagi mengenal hambatan batas geografis.
Sebagaimana hal-hal lain didunia, Internet selain menawarkan manfaat, juga menyimpan mudharat. Berlimpahnya informasi yang tersedia dari bermacam-macamsumber membuat para netters harus jeli dalam memilah-milah. Maklum, karena sifatnya yang bebas, maka tidak sulit bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memajang informasi yang menyesatkan, atau bahkan yang menjurus kearah fitnah. Tidak semua informasi yang didapat melalui sarana internet terjamin akurasinya. Dalam hal ini, para pengguna internet sangat dituntut kejeliannya agar tidak terlampau mudah percaya terhadap informasi-informasi yang tidak jelas, baik sumber maupun kredebilitas penyediaanya. Pembajakan karya intelektual juga merupakan salah satu efek negatif dalam penggunaan Internet. Tidak heran, beberapa Negara, seperti Arab Saudi dan China , membatasi secara ketat akses internet bagi warganya.
Menurut Edhy Sutanta Kemudahan dan kenyamanan dalam berkomunikasi via internet juga ditengarai membuat banyak netters kehilangan kesempatan dan bahkan kemampuan untuk berkomunikasi secara pernosal. Mereka tenggelamkan dalam keasyikan ber-chatting atau ber-e-mail dengan temanmaya hingga melupakan sosialisasi di dunia nyata (Edhy Sutanta, 2005:540). Sebagaomana penelitian yang dilakukan oleh Astutik Nur Qamariah dengan judul Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan dimana Penelitiannya ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan format deskriptif survei dengan sampel 96 orang. Lokasi penelitian dilakukan di SMP dan SMA Surabaya, dengan pemilihan lokasi menggunakan multistage random sampling. Dan, lokasi yang terpilih dalam penelitian ini adalah SMP dan SMA di kecamatan Genteng wilayah Surabaya Pusat, yakni SMP Negeri 37 Surabaya, SMP IMKA /YMCA-I Surabaya, SMA Negeri 5 Surabaya, dan SMA Trisila Surabaya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Astuti mengenai perilaku penggunaan internet pada kalangan remaja di perkotaan dengan berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah diajukan, maka ia dapat menyimpulkan tiga hasil temuan penelitian. Pertama, usia responden saat pertama kali mengenal dan menggunakan internet ialah 12 tahun. Rata-rata
saat itu mereka telah memasuki kelas VII SMP, dimana tugas-tugas sekolah yang diberikan mulai mengharuskan mereka mencari sumber atau bahan-bahannya di internet sehingga mereka dituntut harus bisa menggunakan internet. Sebagian besar remaja perkotaan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa teman sebaya (peer groups) dijadikan sebagai sumber belajar pertama kali berinternet bagi mereka, baik untuk bisa melakukan aktivitas-aktivitas intenet tertentu yang lebih bersifat kesenangan (seperti: chatting, bermain game online, membuat account di salah satu situs social networking atau bahkan mengunjungi situs-situs pornografi) maupun membantu mereka untuk kepentingan akademis yakni mencari bahan atau sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah. Berdasarkan aspek intensitas penggunaan internet, sebagian besar remaja perkotaan lebih sering mengakses internet di warnet meskipun di sekolah mereka terdapat fasilitas internet yang dapat dimanfaatkan secara free (baik di laboratorium komputer atau perpustakaan sekolah). Frekuensi internet yang digunakan bagi remaja perkotaan yang sering mengakses internet di rumah cenderung lebih sering dengan durasi setiap kali mengakses internet lebih lama dibandingkan dengan remaja perkotaan yang sering mengakses internet di tempat lainnya, seperti: warnet, sekolah atau wifi area. Dari jumlah waktu penggunaan internet per bulan menunjukkan bahwa pada umumnya kalangan remaja di perkotaan yang sering mengakses internet di rumah termasuk dalam kategori heavy users (pengguna internet yang menghabiskan waktu lebih dari 40 jam per bulan). Sedangkan remaja di perkotaan yang sering mengakses internet di warnet dan memanfaatkan wifi area publik sebagai tempat akses internet mereka dikategorikan sebagai medium users (pengguna internet yang menghabiskan waktu antara 10 sampai 40 jam per bulan). Sementara itu, bagi remaja di perkotaan yang sering mengakses internet dengan memanfaatkan layanan internet yang tersedia di sekolah menunjukkan bahwa pada umumnya mereka tergolong sebagai light users (pengguna internet yang menghabiskan waktu kurang dari 10 jam per bulan). Kalangan remaja di perkotaan menggunakan internet untuk untuk empat dimensi kepentingan, yaitu informasi (information utility), aktivitas kesenangan (leisure/fun activities), komunikasi (communication), dan transaksi (transactions). Meskipun dari keempat kepentingan penggunaan internet tersebut aktivitas-aktivitas internet yang dilakukan kalangan remaja di perkotaan lebih banyak ditujukan untuk aktivitas kesenangan (leisure/fun activities) dari pada untuk kepentingan lainnya, namun aktivitas internet yang paling banyak dilakukan mereka adalah mencari sumber atau bahan terkait dengan tugas atau pelajaran sekolah (palimpsest.fisip.unair.ac.id ).
Jadi pemanfaatan internet sudah merambah ke berbagai hal, begitu juga dalam dunia pndidikan. Seluruh manusia di dunia ini sudah banyak memanfaatkan teknologi ini, namun sebagai seorang muslim dalam pemanfaatan teknologi tentu harus benar-benar memanfaatkanya secara maksimal dan harus sesuai dengan aturan agama, bukan merupakan hal yang positif keberadaan teknologi ini apabila akan menimbulkan kerusakan pribadi pemakainya, baik secara jasmani maupun rohani yang melanggar ketentuan agama.
4. Keunggulan dan Kelemahan Internet
a. Keunggulam Internet
Dalam buku Abdul Razaq yang berjudul (Belajar Singkat Cepat Mahir Internet) disebutkan ada 4 keunggulan internet, yaitu:
1) Konektifitas dan jangkauan global.
Dalam internet jaringan yang terjalin bersifat global tanpa mengenal ruang, waktu dan birokrasi, dimana akses data dan informasi malampaui batas-batas Negara dan protokoler. Misalnya anda membutuhkan referensi dan sumber informai untuk kebutuhan riset, maka akan dijumpai berbagai sumber dan informasi dalam internet secara global, tanpa harus mendatangi sumber dan informai tersebut.
2) Akses 24 Jam
Akses diinternet tidak dibatasi dengan waktu, karena dimanapun dan kapan pun dunia maya (akses internet) tidak pernah terlelap tidur. Perbedaan zone waku dan ruang tidak dikenal dalam menjelajah internet.
3) Kecepatan.
Kecepatan untuk mendapatkan informasidan berkomunikasi di internet menjadi salah satu pertimbangan pengguna dalam penggunaan internet. Pencarian informasi dengan internet jauh lebih cepat dibandingkan dengan pencarian secara manual.
4) Interaktifitas dan fleksibilitas.
Dunia internet komunikasi dengan pengguna dibelahan dunia, dapat anda lakukan tanpa batas ruang dan waktu. Komunikasi yang anda lakukan dapat secara interaktif, misalnya dengan fasilitas chatting. Disamping itu kita akan dapat mengikuti informasi perkembangan terbaru.
b. Kelemahan Internet
Disamping keunggulan seperti di atas, Abdul Razaq juga menjelaskan kalau internet mempunyai kelemahan. Kelemahan tersebut yaitu:
1) Ancaman virus
Salah satu maslah dalam dunia internet adalah ancaman virus yang selalu berkembang seiring perkembangan dunia computer maupun perkembangan internet itu sendiri. Berbagai virus telah berkembang dan penyebarannyapun variatif, khususnya menyebar lewat jaringan global internet, baik lewat e-mail maupun file-file yang di-download.
2) ketergantungan pada jaringan telepon, satelit dan internet service provider.
Fasilitas jaringan telepon, bahkan satelit serta ISP menjadi sangant berpengaruh terhadap biaya pemakaian internet. Apabila and akses internet dial-up, maka kenaikan tariff pulsa telepon dan ISP menjadi berpengaruh yang cukup kuat terhadap akses internet (Abdul Razaq ,2003:14)
5. Badan-badan Pengatur Internet
Dibenak kita tentu ada pertanyaan siapakah yang bertanggung jawab, mengontrol internet. Dalam buku Budhi Irawan yang berjudul (Jaringan computer) dijelaskan bahwa ada tiga badan yang bertanggung jawab dalam mengatur, mengontrol serta melakukan standarusasu protokol yang digunakan,yaitu:
a. Internet Society (ISOC),
Merupakan badan professional yang memfasilitas, mendukung, serta mempromosikan pertumbuhan internet, sebagai infrastruktur komunikasi global untuk riset. Badan ini berurusan tidak hanya dngan aspek-aspek teknis, namun juga aspek politik dan social dari jaringan internet.
b. Internet Architecture Board (IAB), merupakan badan koordinasi dan penasehat teknis bagi internet society. Badan ini bertindak sebagai review teknis dan editorial akhir semua standar Internet. IAB memiliki otoritas untuk menerbitkan dokumen standar internet yang dikenal sebagai RFC (Request For Comment). Tugas ;lain IAB ialah mengatur angka-angka dan konstanta yang digunakan dlam protocol Internet (nomor port TCP, kode protocol IP, dan lain-lain)
c. Internet Engineering Task Force(IETF), ialah badan yang berorientsi untuk membentuk standar Internet. IETF ini dibagi dalam Sembilan kelompok kerja (Misalnya aplikasi, routing dan addressing, keamanan computer) dan bertugas menghasilkan standar internet. Internet research task force (IRFT), ialah badan yang memiliki orientasi pada riset-riset jangkla panjang (Budhi Irawan, 2005: 72)
B. Internet Sebagai Media Pembelajaran
Salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik itu sendiri. Beberapa bagian unsur ini mendapatkan sentuhan media teknologi informasi, sehingga mencetuskan lahirnya ide tentang e-learning (Utomo, 2001 : 14 ) e-Learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer (Soekartawi, 2003 : 4 ). Karena itu e-learning sering disebut juga dengan on-line course. ( Adri M , 2008 : 2). Penulis sependapat bahwa internet ini dikatakan sebagai media pembelajaran yang disebut e-learning, karena e-learning ini sesuai dengan apa yang dikemukakan M. Ramli bahwa media pembelajaran itu melingkupi tiga jenis, yaitu (1) alat bantu mengajar, (2) alat peraga dalam mengajar, (3) dan sumber belajar (M. Ramli, 2008:2)
Berbagai pengertian tentang e-learning saat ini sebagian besar megacu pada pembelajaran yang menggunakan teknologi internet. Sebagaimana yang dikemukakan Warto Adi Nugraha yang mengutip pendapat Rosenberg yang menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), dan Kamarga (2002) yang intinya menggunakan media internet dalam pendidikan sebagai hakikat e-learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002 : 3 ) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi internet. Senada dengan pendapat Wahono yang mengutip Darin E. Hartley mengemukakan bahwa: e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain. LearnFrame.Com dalam Glossary of e-learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: e-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer maupun komputer stand alone.(Wahono, 2005 :2 )
Terkait masalah e-learning tersebut Maman Soemantri mengemukakan bahwa ;
istilah e-learning terinspirasi oleh istilah e-mail yang lebih dulu popular yaitu electronic mail (surat menyurat melalui internet). E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet, inilah makanya system e-learning dengan menggunakan internet disebut juga internet enabled learning. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Informasi-informsai perkuliahan juga bisa real-time. Begitu pula dengan komunikasinya, meskipun tidak secara langsung tatap muka, tapi forum diskusi pembelajaran dan perkuliahan bisa dilakukan secara online dan real time. System e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu. Kapanpun mahasiswa bisa mengakses sistem ini. Aktifitas perkuliahan ditawarkan untuk bisa melayani seperti perkuliahan biasa. Ada penyampaian materi berbentuk teks maupun hasil penyimpanan suara yang bisa di download, selain itu juga ada forum diskusi, bisa juga seorang dosen memberikan nilai, tugas dan pengumuman kepada mahasiswa. (Soemantri, 2004: 12) ( curhatpendidikan.blogspot.com )
pembelajaran yang menggunakan media ini perlu dikembangkan dan diterapkan di lembagapendidikan yang berada di daerah-daerah. Dimana dari beberapa penelitian yang dilakukan Mahasiswa IAIN Antasari di daerah Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa kemampuan guru menggunakan media elektronik dan tersedia fasilitas media yang sudah cukup memadai. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Syafi’i di SMK 1 Barabai Kabupaten Hulu Sungai Utara, di dalam penelitiannya ia menggunakan penelitian lapangan (field Research), dimana yang dari penelitian tersebut diketehui bahwa penggunaan media dalam pembelajaran sngat baik (M. Syafi’i, Skripsi: IAIN Antasari). kalau di bandingkan penelitian yang dilkukan oleh Haris Fazlurrachman, di SMA Negeri 24 Bandung Adapun penggunaan internet sebagai media pembelajaran siswa SMAN 24 Bandung salah satunya dengan diluncurkannya situs pembelajaran online di internet melalui situs resmi www.sman24bdg.com. Melalui website tersebut seluruh siswa serta stackholder dapat menggunakan sarana komunikasi online untuk memenuhi kepentingannya. Situs tersebut mengandung konten atau fasilitas sebagai berikut : - Agenda- Album- Artikel- Info- Berita- Opini Link- Buku Tamu- Forum- E-Learning- Link Blog- Webmaster- Peta Situs( admin sman24bdg.com, 2008 : ) ( curhatpendidikan.blogspot.com )
C. Internet Sebagai Sumber Belajar
Pada umumnya para ahli pendidik di Indonesia masih kurang memperhatikan peranan sumber belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa sikap dan presepsi seperti ini kemungkinan besar terjadi karena sudah berpuluh-puluh tahun sistem pendidikan di Indonesia diselenggarakan dengan berbagai kekurangan.
Bicara tentang sumber belajar memang masih belum banyak menarik perhatian, sehigga sebagian besar proses belajar masih dilakukan dengan menggunakan guru sebagai sumber belajar utama. Dilain pihak para guru dan dosen masih enggan untuk memperluas dan meningkatkan cakrawala pengetahuannya dengan cara mencari dan mempelajari sumber belajar yang ada. Sikap seperti ini selalu diamati dan dicontoh oleh para siswa, akibatnya makin lama peran sumber belajar semakin kecil, sedang sumber belajar yang tersedia tidak didesain dan disajikan melalui proses perencanaan dan pembuatan yang baik dan benar ditinjau dari segi teori pembuatan sumber belajar[1].
1. Pengertian Sumber Belajar
Sebelum kita jelaskan pusat-pusat sumber belajar perlu kita mengetahui tentang sumber belajar. Dalam pengertian yang sederhana (hingga dewasa ini dunia pengajaran praktis masih berpandangan) sumber belajar (learning resources) adalah guru dan bahan-bahan pembelajaran baik buku-buku bacaan atau semacamnya. Dalam desain pengajaran yang biasa disusun guru terdapat salah satu komponen pengajaran yang dirancang berupa sumber belajar/pengajaran yang umumnya diisi dengan buku-buku rujukan (buku bacaan wajib/anjuran). Pengertian sumber belajar sesungguhnya tidak sesempit/sesederhan itu.
Bahwa segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses/ aktivitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, di luar peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung disebut sebagai sumber belajar. Jadi pengertian sumber belajar itu sangat luas.
Arif S. Sadiman (1989) berpendapat bahwa, segala macam sumber belajar yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan atau memudahkan terjadinya proses belajar disebut sebagai sumber belajar. Dengan peranan sumber-sumber belajar (seperti: guru/ dosen, buku, film, majalah, labotarium, peristiwa, dan sebagainya) memungkinkan individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjaadi mengerti, dari tidak terampil menjadi terampil, dan menjadikan individu dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang terpuji dan yang tidak terpuji dan seterusnya. Dengan kata lain, sesungguhnya tidak ada bahan yang jelas mengenai sumber belajar, sebab segala apa yang bisa mendatangkan manfaat atau mendukung dan menunjang individu untuk berubah ke arah yang lebih positif, dinamis (belajar), atau menuju perkembangan, dapat disebut sumber belajar. Bahkan proses atau aktifitas pengajaran itu sendiri dapat disebut sumbar belajar[2].
2. Klasifikasi Sumber Belajar
AECT (Association of Education Communication Technology) melelui karyanya The Defenition of Educatinal Technology (1977) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 macam:
1. Message (pesan), yaitu informasi/ajaran yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti dan data. Termasuk dalam kelompok pesan adalah semua bidang studi/mata kuliah atau bahan pengajaran yang diajarkan kepada peserta didik, dan sebagainya.
2. People (orang), yakni manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. Termasuk kelompok ini misalnya, guru/dosen, tutor, peserta didik dan sabagainya.
3. Materials (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajika melalui penggunaaan alat/perangkat karas ataupun dirinya sendiri. Berbagai program media termasuk katagori materials, seperti transportasi, slide, film, audio, video, modul, majalah, buku, dan sebagainya
4. Device (alat), yakni suatu (perangkat keras) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalm bahan. Misalnya, overhead proyektor, slide, video tape/recorder, pesawat radio/tv, dan sebagainya.
5. Technique (teknik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan pesan. Misalnya, pengajaran berprogram/modul, simulasi, demontrasi, tanya jawab, CBSA, dan sebagainya.
6. Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan. Baik lingkungan fisik, ruang kelas, gedung sekolah, perpustakan, labotarium, taman, lapangan dan sebagainya.juga lingkungan non-fisik, misalnya suasana belajar itu sendiri, tenang, ramai, lelah dan sebagainya.
Pengklasifikasian tersebut tidak terpisah, tapi saling berhubungan. Dalam kenyataan malah sulit dipisahkan secara partial, misalnya; pada saat guru menerangkan (proses pengajaran) cara penggunaan suatu alat dan memperagakan penggunaan alat yang dimaksud, setidaknya guru menggunakan 4 macam sumber belajar yanag ada di sana.
Kita dapat mengklasifikasikan sumber belajar dari versi yang lain.
1. Menurut sifat dasarnya sumber belajar ada 2 macam; sumber insani (human), dan non-insani (non-human)
2. Menurut segi pengembangannya, sumber belajar ada 2 macam.
i. Learning resoursces by design (sumber belajar yang dirancang/ sengaja depergunakan untuk keperluan pengajaran, atau setelah diadakan seleksi).
ii. Learning resources by utilitarian (sumber belajar yang tidak dirancang untuk kepentingan tujuan belajar/mengajar), yaitu segala sumber belajar (lingkungan) yang ada disekeliling sekolah dimanfaatkan guna memudahkan pserta didik yang sedang belajar. Jadi sifatnya incidental/seketika. Misalnya, tokoh, pahlawan, masjid, pasar dan sebagainya[3].
3. Pusat Sumber Belajar
Tucher (1979) mendifinisikan pusat sumber belajar dengan istilah media centar, dengan pengertian suatu departemen yang memberikan fasilitas pendidikan, latihan, dan pengenalan melalui produksi bahan media (seperti slide, transparasi overhead, flim strip, videotape, film 16 mm, dan lain-lain) dan pemberian pelayanan penunjang (seperti sirkulasi perlatan audiovisual, penyajian program-program video, pembuatan catalog, dan pemanfaatn pelayanan sumber-sumber belajar pada perpustakaan[4].
Menurut Percival dan Ellington (1984), pusat sumber belajar adalah segala bentuk dan rumah sampai dengan bangunan bertingkat yang yang rumit dan lengkap yang dirancang dan diatur secara khusus dengan tujuan untuk menyimpan merawat, mengembangkan dan memanfaatkan koleksi sumber belajar dalam berbagai bentuknya secara individual maupun kelompok kecil.
Pusat sumber belajar selanjutnya disebut PSB diadakan untuk memberikan kemudahan belajar mengajar yang lebih luas kepada siswa maupun guru.
PSB adalah perpaduan dari fungsi perpustakaan dan pusat multi media, nasib perencanaan dan pengelolaannya banyak banyak tergantung pada lembaga pendidikan yang memilikinya. Di luar negeri biasanya setiap universitas atau perguruan tinggi sudah memiliki PSB. Begitu juga pada tingkat sekolah lanjuatan, namun kelengkapannya tidak seperti di pendidikan tinggi[5].
Pusat sumber belajar atau leaning center dapat dipandang sebagai salah satu bentuk computer, informasi disimpan dalam bentuk film, video, tape, rekaman kaset, buku, dan sebagainya.
Learning center dihubungkan dengan komputer yang dapat memberi keterangan tertulis tentang informasi yang tersedia serta bentuk informasi itu dapat diperoleh berupakan film,video, tape atau bentuk lainnya. Pelajar kemudian dapat menemukan bahan itu dan manfaatkannya dengan melihat film atau mendengar kaset, dan sebagainya. Untuk memperoleh keterangan tentang bahan yang tersedia itu, cukup dipakai semacam telepon dengan kode tertentu yang merangsang komputer untuk mengeluarkan keterangan bahan yang tersedia. Tinggal lagi bagi yang bersangkutan untuk menentukan bahan atau informasi apa yang diperlukan serta dalam bentuk apa ia ingin disajikan bahan itu[6].
Jadi pusat-pusat sumber belajar adalah suatu tempat atau fasilitas yang memiliki sumber belajar yang lengkap. Oleh karena itu sekarang ini pusat-pusat sumber belajar seperti lembaga pendidikan, tempat kursus dan perpusatkaan baru bisa dikatakan pusat-pusat sumber belajar apabila, memiliki sumber belajar yang tidak hanya dari media cetak, tapi juga dari media audio visual. Namun apabila kita lihat perkembangan teknologi sekarang ini, maka pusat-pusat sumber belajar sudah dekat dengan individu masing-masinga dan bisa langsung dimanfaatkan, diantaranya warung internet (warnet), blackberry, dan Hp yang memiliki jaringan internet. Dan bahkan pusat sumber belajar ini lebih lengkap dari pada perpustakaan-perpustakaan besar.
4. Tujuan Sumber Belajar
1. Tujuan umum
Sumber belajar bertujuan meningkatkan efektivitas dan efesiensi kegiatan proses belajar-mengajar melalui perkembangan sistem instruksional. Hal ini dilaksanakan dengan menyediakan berbagai macam pilihan untuk menunjang kegiatan kelas tradisional dan untuk mendorong penggunaan cara-cara yang baru (non-tradisional), yang paling sesuai untuk mencapai tujuan program akademis dan kewajiban-kewajiban institusional yang direncanakan lainnya.
2. Tujuan khusus
Sumber belajar mempunyai peranan yang cukup menentukan didalam meningakatkan efektivitas dan efesiensi proses belajar-mengajar. Dengan demikian dari awal hendaknya selalu kita sadari bahwa sumber belajar bukan semata-mata suatu tempat ataupun gudang tempat menyimpan berbagai macam peralatan dan bahan pengajaran.
Misi yang terutama dari sumber belajar adalah pengembangan sistem intruksional yang merupakan sarana utama untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi kegiatan belajar dan mengajar. Dalam fungsi dan kegiatan yang dilaksanakan sumber belajar, termasuk pengadaan dan pelayanan perpustakaan bahan pengajaran, dimaksudkan untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan misi tersebut[7].
5. Fungsi Pusat-pusat Sumber Belajar
Pusat-pusat sumber belajar itu harus dipergunakan secara efektif sehingga melakukan kontak pada pelajar secara tepat. Untuk menciptakan kegiatan seperti itu personel yang terlibat di dalamnya harus melakukan fungsinya sebagaimana mestinya[8].
Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus yang sudah diuraikan diatas sumber belajar mempunyai fungsi dan kegiatan sebagai berikut:
1. Fungsi pengembangan sistem instruksional
Fungsi ini menolong jurusan atau departeman dan staf tenaga pengajar secara individual dalam membuat rancanagan (desain) dan pemilihan option (pilihan) untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses belajar-mengajar
2. Fungsi Informasi
Dalam kehidupan sehari-hari orang sering memerlukan informasi, baik bentuk keperluan pribadi maupun untuk keperluan usahanya ada beberapa macam sumber informasi seperti pusat internet, pusat komputer, bahan bacaan, radio, televisi, perorangan, lembaga, dan sebagainya. Jika informasi yang diperlukan hanya sedikit dan yamg memerlukannya juga sedikit maka bahan informasinya dapat disimpan dalam satu file jika lebih banyak, maka perlu dibentuk perpustakaan lengkap dengan katalognya. Jika lebih banyak lagi barangkali harus menggunakan komputer
3. Fungsi pelayanan media
Fungsi ini berhubungan dengan pembuatan rencana program media dan pelayanan pendukung yang ditentukan oleh staf pengajar dan pelajar.
4. Fungsi produksi
Fungsi ini berhubungan dengan penyediaan materi atau bahan instruksional yang tidak dapat diperoleh melalui sumber komersial. Hal ini meliputi:
a. penyiapan karya seni asli (original at work) untuk tujuan instruksional
b. produksi transparansi untuk OHP, LCD, jaringan internet
c. produksi fhotografi (slide, film strit, fhoto dan lain-lain)
d. pelayanan reproduksi fhotografi
e. pemprograman, menyajikan dan reproduksi rekaman vita suara,
f. pemprograman, pemeliharaan, dan pengembangan sistem televise dikampus
5. Fungsi administrasi
Fungsi ini berhubungan dengan cara-cara bagaimana tujuan dan prioritas program dapat tercapai. Fungsi ini behubungan dengan semua segi program yang dilaksanakan dan akan malibatkan semua staf dan pemakai dengan cara-cara yang sesuai.
Tanpa fungsi sumber belajar dengan kegiatan-kegiatan diatas merupakan fungsi dan kegiatan yang ideal. Seberapa jauh kegiatan ideal tersebut dapat dilaksanakan oleh sumber belajar, akan sangat tergantung pada tujuan program pengajaran, fasilitas, peralatan yang dimiliki, staf dan personalia yang ada dalam pusat sumber yang bersangkutan. Namun demikian, dapatlah dipastikan bahwa keempat fungsi diatas akan selalu dijumpai setiap pusat sumber belajar sebagai suatu lembaga yang berusaha untuk memajukan efektifitas dan efesiensi kegiatan belajar dan mengajar. Yang berbeda hanya kegiatan-kegiatan nyata yang berhubungan dengan keempat fungsi diatas, sesuai dengan adanya pembatasan-pembatasan yang terdapat pada masing-masing pusat sumber belajar sebagai telaah disebutkan diatas[9].
Sebagaimana penelitian tentang Pemanfaatan Internet dalam Kegiatan Pembelajaran di SMP Al Muslim Sidoarjo-Jawa Timur oleh Sudirman Siahaan1 dan Rr Martiningsih2 dimana Beberapa simpulan yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah bahwa (a) seluruh peserta didik (100%) menyatakan bahwa mereka pernah menggunakan internet dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sebagai salah satu sumber belajar, (b) alasan peserta didik menyenangi pemanfaatan internet sebagai salah satu sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah adalah karena mereka dapat menambah ilmu pengetahuan (87,93%), (c) sebagian besar peserta didik (72,40%) menyatakan kegiatan pembelajaran menjadi sangat menyenangkan dan menarik apabila dilaksanakan dengan menggunakan internet, (d) lebih dari separoh responden (57,63%) menyatakan mereka lebih sering mengakses internet di sekolah karena gratis, dan (e) sebagian besar responden (76,27%) menyatakan mereka mempunyai e-friends yang mereka lakukan melalui situs www.friendster.com[10]. Memperhatikan potensi internet dan dampaknya apabila dimanfaatkan secara terencana dalam kegiatan pembelajaran, maka sudah waktunya dimulai upaya perintisan pemanfaatan internet untuk kepentingan kegiatan pembelajaran di sekolah. Dalam kaitan ini, perlu dilakukan sosialisasi dan penyiapan sekolah, baik yang berkaitan dengan sumber daya manusianya maupun fasilitas atau peralatan yang diperlukan. Pemerintah Kota/Kabupaten disarankan agar mendorong sekolah-sekolah yang telah memiliki kesiapan untuk memulai pemanfaatan internet dalam kegiatan pemblejaran.
Mengingat besarnya potensi internet yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran, maka seyogianya para guru dapat menjadikannya sebagai salah satu sumber belajar dan memanfaatkannya dalam kegiatan belajar-mengajar (KBM). Para guru juga diharapkan dapat merencanakan pemanfaatan internet dalam kegiatan belajar-mengajar secara teratur sehingga peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari sumber belajar di luar guru yang berhubungan dengan materi pelajaran. Dalam kaitan ini, peran atau dukungan dari Kepala Sekolah selaku pengelola sekolah diharapkan dapat memfasilitasi pemanfaatan media internet untuk pembelajaran dan sekaligus juga memberikan kesempatan kepada para guru untuk mengikuti pelatihan mengenai pengembangan dan pemanfaatan internet bagi kepentingan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Edhy Sutanta, Pengantar Teknologi Informasi, (Yogyakarta: Grafa Ilmu, 2005).
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. ( Jakarta: Balai Pustaka,2006).
Jack Febrian, Kamus Computer Dan Teknologi Informasi, (Bandung: Informatika bandung, 2007)
http://www.sejarah-internet.com
http://palimpsest.fisip.unair.ac.id/images/pdf/astutik.pdf
Abdul Razaq, Belajar Singkat Cepat Mahir Internet, (Surabaya: Indah Surabaya, 2003)
Budhi Irawan, Jaringan Komputer,( Yogyakarta: Graha Ilmu,2005)
M. Ramli, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Banjarmasin:Copy Perdana,2008)
http://curhatpendidikan.blogspot.com/2008/07/hubungan-penggunaan-internet-sebagai.html
http://curhatpendidikan.blogspot.com/2008/07/hubungan-penggunaan-internet-sebagai.html
Dr. Arif Sukadi Sudiman, Dkk, Beberapa Aspek Pengembangan Sumbeer Belajar ,(Jakarta: ,Mediyatma Sarana Perkasa, 1998 )
Drs. Ahmad Rohani, HM, M.Pd., Pengelolaan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),
Drs. Mudhoffir, M.Sc., Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), Cet. ke-3, h. 13.
Drs. Dr. S. Nasution, MA, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. Ke-9, h. 63-64
Drs. Cece Wijaya, Dkk, Upaya pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991)
http://www.depdiknas.go.id/publikasi/balitbang/03_2009/j03_10.pdf
[1] Dr. Arif Sukadi Sudiman, Dkk, Beberapa Aspek Pengembangan Sumbeer Belajar ,(Jakarta: ,Mediyatma Sarana Perkasa, 1998 ), h. 1.
[2] Drs. Ahmad Rohani, HM, M.Pd., Pengelolaan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet. ke-2, h. 161-162
[3] Ibid., h.164-166
[4] Drs. Mudhoffir, M.Sc., Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), Cet. ke-3, h. 13.
[5] Arif Sukadi Sudiman, Dkk, op. cit., h. 162.
[6] Drs. Dr. S. Nasution, MA, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. Ke-9, h. 63-64
[7] Drs. Mudhoffir, M.Sc., op. cit., h. 10-11.
[8] Drs. Cece Wijaya, Dkk, Upaya pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), Cet. ke-3, h. 46
[9] Drs. Mudhoffir, M.Sc., op. cit., h. 11-12.
[10] http://www.depdiknas.go.id/publikasi/balitbang/03_2009/j03_10.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar